foto pertama yang diambil ketika kami baru pindah keruangan kelas yang baru. pada awalnya kelas XI IPA 4 berada didepan kantor guru dan manyendiri diantara kelas ipa yang lain, namun beberapa bulan kemudian kami pindah ke kelas yang baru selesai dibangun yang terletak satu deret dengan kelas ipa yang lain.
foto itu diambil ketika kami menempati ruang kelas X-4 tepatnya disamping kiri kelas karena kelas kami sedang dipakai kakak kelas XII untuk latihan ujian..haha sekalian nostalgia masa-masa kelas X.
foto itu diambil disebelah kanan ruang kelas yang baru ketika jam kosong. haha jam kosong adalah suatu hal yang kami sukai. waktu itu kami mengisi jam kosong dengan bernarsis ria, ngobrol, dengerin musik, dll.
foto tersebut salah satu foto cuplikan tugas bahasa jawa suruh buat film tentang cerita rakyat dan kelompok kami memilih cerita rakyat roro jonggrang dan saya yang memakai baju hijau terpilih menjadi roro jonggrangnya. dalam cerita roro jonggrang adalah wanita yang cantik tapi saya terpilih menjadi roro jonggrang bukan karena saya cantik tapi karena teman-teman saya yang lain tidak mau menghafal dialog yang teramat panjang makannya peran itu diberikan kepada saya. hoho (korban pemaksaan). Hari pertama proses pembuatan film itu kami tertilang polisi ketika hendak kerumah diky karena kami masih dibawah umur dan belum memiliki SIM. (kasiiian) tapi alhamdulillahnya waktu itu aku nebeng temen jadi aku gag kena tilang deh.
foto diatas adalah foto yang kami ambil ketika perjalanan menuju candi cetho untuk menyelesaikan tugas film kami karena tidak mungkin kami mengambil ke lokasi yang sebenarnya yaitu candi prambanan maka kami memutuskan untuk mengganti lokasi ke candi cetho dengan mengendarai sepeda motor. perjalanannya sangat mengasyikkan, pengalaman tak terlupakan deh..kapan-kapan pengen maen lagi. nah ternyata waktu itu hega ulang tahun dan karena kami kelaparan setelah pulang dari candi cetho kami mampir ke warung mie ayam deket tawangmangu untuk mengisi perut dan karena rayuan azizah akhirnya kami makan gratis dibayarin yang ulang tahun...makasiiih
foto diatas diambil ketika kami hendak berangkat study tour ke bandung. karena ada insiden maka bus kami datangnya telat jadi terpaksa deh kami harus nunggu lebih lama dan molor dari jadwal sebelumnya. seperti biasa sambil menghilangkan kejenuhan kami berfoto.
nah itu dia foto ketika kami sampai tempat tujuan kota bandung..dan masih banyak foto ketika berada di bandung tapi tak usah dilihat semua yaaaa cukup untuk dokumen pribadi. hehe
dan itulah akhir perjalananku di kelas XI IPA 4, seperti biasa cerita ini memang sangat singkat namun tidak sesingkat itu memoriku untuk mengingat setiap kejadian di kelas XI IPA 4.
Setelah aku melepas seragam putih biru ku dan berganti seragam putih abu-abu rasanya campur aduk antara sedih berpisah dengan sahabat ku di SMP N 20 Surakarta dan juga penasaran gimana sih rasanya jadi anak SMA yang katanya masa-masa SMA adalah masa yang paling indah.
Pada awalnya aku tak terlalu khawatir memasuki masa baru ku ini karena ada banyak teman SMP yang sudah aku kenal dengan baik, juga masuk pada SMA yang sama sehingga untuk permulaan aku sudah memiliki teman dulu paling tidak sebelum aku menemukan teman yang baru. Namun, setelah pembagian kelas yang tetap aku tidak sekelas dengan salah satu teman SMP ku dan itu artinya aku belum mendapatkan seorang teman pun waktu itu tapi tidak untuk waktu yang lama aku juga sudah mendapatkan teman bahkan kami sekelas merupakan kelas terkompak diantara kelas yang lain ya iyaaa lah "spulsa" (X-1).
foto diatas adalah foto ketika kami mendapat tugas sejarah untuk membuat laporan dan foto itu kami ambil ketika berada di lingkungan keraton Solo...
foto diatas adalah foto ketika kami melakukan study diluar kelas tepatnya di jogja dan itu ketika kami berada di candi borobudur. sebelum keberangkatan kelas kami sempat bertengkar atau lebih tepatnya beradu mulut sama pihak guru karena kami sekelas sepakat untuk tidak mengikutinya namun lagi lagi karena nilai dan guru selalu benar akhirnya kami mengikutinya.
inilah saat terakhirku duduk di kelas sepuluh dan foto diatas diambil ketika mengambil raport kenaikan kelas dan yang menentukan masuk ipa atau ips. alhamdulillahnya aku mendapat peringkat 3 waktu itu dan aku masuk ke program ipa.
singkat memang ceritanya ketika aku masih kelas 1SMA namun di memori ku tak mungkin sesingkat itu tentunya. masih banyak cerita yang tak bisa aku tulis disini secara detail...
Hingga saat ini pendapat
masyarakat yang menyatakan semua anak tunagrahita adalah idiot masih belum bisa
tergeser sepenuhnya. Pada kenyataannya anak tunagrahita tidak selalu idiot. Anak
tunagrahita dapat diajak berkomunikasi layaknya anak normal. Memang cara
berkomunikasi dengan mereka sedikit berbeda, karena keadaan mereka yang
terbelakang mentalnya. Jika semua masyarakat tahu dan mengerti bagaimana cara
yang tepat berkomunikasi. Pemikiran bahwa anak tunagrahita Idiot dan tidak
mampu melakukan apapun akan bergeser.
Berkomunikasi dengan anak
tunagrahita layaknya seni melukis. Sang pelukis harus tahu kapan menggabungkan
warna dan kapan harus menggoreskan efek bayangan pada gambarnya. Caranya :
1.Tetap
memandang si anak sebagai lawan bicara yang perlu dihormati. Menatap mata si
anak, ketika ia sedang berbicara. Hal ini akan memberikan rasa bahwa apa yang
dikatakannya mendapat perhatian.
2.Jadilah
pendengar yang baik dan aktif ketika si anak sedang bercerita, jangan sesekalli
memotong pembicaraannya.
3.Berubah
menjadi penanya ketika ia selesai bercerita.
4.Jangan
bosan-bosan mengulangn pertanyaan yang kita lontarkan untuk mereka.
5.Berbicaralah
dengan perlahan namun jelas. Usahakan gerak bibir kita terbaca.
6.Jangan
pernah menghilangkan senyum manis kita ketika mendengar dan berbicara dengan
mereka.
7.Sesekali,
berikan kontak fisik sewajarnya sebagai tanda akrab dan saling menerima.
8.JIka
pembicaraan sudah selesai, ajaklah mereka untuk ngobrol lagi lain kali.
9.Masuki
dunia mereka sebagai dunia yang unik dan asik.
Jakarta, Special Olimpics Indonesia(SOIna)
pada tahun ini mengirimkan tiga atlet untuk mengikuti Special Olympics World
Winter Games (SOWWG) di Idaho, Amerika Serikat. SOIna adalah satu-satunya
organisasi di Indonesia yang mendapat akreditasi dari Special Olympics
International (SOI) untuk menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi olahraga
bagi penyandang tunagrahita di Indonesia.
Menurut Pudji Hastuti, Direktur SOIna, organisasi
SOIna merupakan anggota ke-79 dari 170 negara anggota SOI. Sejak berdirinya
tahun 1989 SOIna berkomitmen untuk menjadikan para penyandang tunagrahita
berguna, bermanfaat, dan diterima dalam masyarakat melalui pengembangan
olahraga.
Pola pengembangan ini dipilih karena ada
hubunganya antara olahraga dengan pendampingan karakter penyandang tunagrahita.
"Dengan olahraga mereka tidak hanya bugar secara fisik, tetapi sekaligus
belajar karakter, seperti disiplin, kebersihan, kesehatan, dan sosialisasi,"
tutur Hastuti yang ditemui di sela-sela pelepasan atlet SOIna ke SOWWG di
Departemen Sosial, Selasa (3/2).
Karakter itu tercermin dalam misi Special
Olympics, yaitu menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi olahraga sepanjang
tahun, memberi kesempatan pada mereka membentuk fisik yang sehat, menunjukkan
keberanian, kemampuan, keahlian dan persahabatan dengan keluarganya, atlet
Special Olympics lainnya dan masyarakat
Dengan
demikian keberangkatan ketiga atlet ke SOWWG ini merupakan langkah konkret
SOIna untuk mewujudkan misi tersebut. Selamat jalan para atlet tunagrahita.
Selamat mengembangkan karakter dan sportifitas melalui olahraga. "Biarlah
kami menang. Tetapi jika kami tidak menang, berilah kami keberanian untuk
mencobanya," kata Hastuti mengutip janji atlet Special Olympics.
Tunagrahita
adalah orang yang mengalami keterbatasan pada fungsi intelektual yang berada
dibawah rata-rata dari orang normal, sehingga dalam proses pendidikan lebih
menitik beratkan pada latihan dan keterampilan. Pada umumnya pendidikan lebih
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang akademis. Namun,
pendidikan semacam itu tidak tepat jika diterapkan untuk tunagrahita. Yayasan
Asih Budi (YAB) yang berlokasi di kawasan Duren Sawit Jakarta Timur
menyelenggarakan Program Pendidikan Luar Biasa bagi tunagrahita yang tidak
mampu mengikuti program pendidikan pada sekolah umum. SLB C Asih Budi ini
mendidik tunagrahita ringan yang memiliki IQ antara 55-70 skala WISC, terdiri
dari: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (SLTPLB), Sekolah Menengah
Luar Biasa (SMLB) dan Unit Latihan Kerja (ULAKA).
Selain
mendapatkan materi pelajaran yang sifatnya akademis, siswa mendapatkan latihan
keterampilan berupa keterampilan perkayuan dan anyaman rotan, cetak sablon,
tata boga dan tata busana. Untuk menghilangkan kejenuhan diadakan kegiatan seni
seperti angklung, degung, tari dan kegiatan seni lainnya. SLB C Asih Budi juga
menekankan pentingnya olahraga bagi tunagrahita yang dirintis sejak tahun 1989
melalui Lembaga Olahraga khusus tunagrahita yaitu Specil Olymics Indonesia
(SOIna), maka setiap hari sabtu siswa wajib mengikuti kegiatan olahraga.
Menurut Ny. R.A. Aryanto S. SE (Ketua Dewan Pengurus Yayasan Asih Budi), dengan
berolahraga tunagrahita akan memiliki fisik yang sehat sehingga motoriknya akan
baik. Dengan motorik yang baik, maka mereka bisa ikut latihan keterampilan
dengan baik. Ini akan melatih anak menjadi disiplin, bugar, percaya diri,
memiliki harga diri dan menjadi anggota masyarakat yang baik.
Menentukan Minat dan
Bakat
SLB C Asih
Budi memberikan beberapa jenis keterampilan yang bisa dipilih oleh siswa sesuai
dengan minat dan kemampuan yang dimiliki. Untuk menentukan pilihan keterampilan
pada anak, menurut Siti Na´ima (Kepala Sekolah), biasanya sekolah memberikan
formulir kepada orang tua murid untuk diisi jenis keterampilan apa yang akan
dipilih oleh anak. Selanjutnya dikonsultasikan pada guru keterampilan yang
bersangkutan apakah anak tersebut berbakat atau tidak pada bidang tersebut.
Sejak SLTP,
sudah mulai ada penjurusan, anak bisa mengikuti seluruh pendidikan keterampilan
yang ada. Maka ketika anak duduk di SM, anak sudah harus menentukan program
pilihan mana yang paling disukai. Untuk memperdalam kemampuan anak, maka anak
bisa diikutkan dalam pendidikan non formal yaitu Unit Latihan Kerja (ULAKA)
selama dua tahun dan selanjutnya mereka akan diproduktifkan dalam workshop (
Bengkel kerja ) yang merupakan lapangan kerja terlindung di bawah YAB atau
kalau mungkin disalurkan ke masyarakat luas.
Masalah yang
sering dihadapi oleh tenaga kerja tunagrahita bila disalurkan ke luar,
"Mereka tidak tahan banting," bosan dengan lingkungan kerja, dan
tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang di lingkungannya, kata Ulfah Nuroni
(Koordinator ULAKA). "Kita pernah menyalurkan 12 orang ke percetakan, tapi
yang bertahan hanya dua orang," lanjut Ulfah Nuroni. Secara kualitas hasil
karya tunagrahita tidak jauh berbada dengan orang normal, hanya secara kuantitatif
sangat jauh, karena memang kondisi emosi mereka sangat mempengaruhi hasil yang
akan dicapai.
Hasil Karya Tunagrahita
Hasil karya
tunagrahita yang dapat diproduksi dari latihan keterampilan yang diberikan di
YAB antara lain : keterampilan perkayuan, dari keterampilan ini mereka membuat
berbagai jenis alat peraga pendidikan contohnya permainan puzzle dalam berbagai
bentuk. Keterampilan cetak sablon, produk yang dihasilkan antara lain :
mencetak kop surat, kartu nama, kartu bayaran sekolah, undangan sederhana, dan
lain-lain. Keterampilan tata busana (menjahit ); menjahit bentuk-bentuk pola
yang sederhana seperti : sarung bantal, celemek, tas, tempat tissu, penutup
dispenser dan penutup kulkas. Keterampilan tata boga (memasak), jenis-jenis
makanan yang dibuat adalah yang sederhana dan mudah seperti : bakwan, tahu isi,
martabak telur. Setiap hari mereka mengisi kantin dengan makanan buatan mereka
sendiri untuk dijual pada saat jam istirahat kepada teman-teman mereka sendiri.
Untuk memasarkan hasil karya tunagrahita ini, biasanya mereka YAB membuka bazar
pada suatu acara baik di sekolah pada saat pembagian raport atau acara di luar,
bekerja sama dengan lembaga atau instansi lain atau untuk memenuhi kebutuhan
YAB sendiri seperti : kop surat, kartu bayaran dan kartu nama. Dalam upaya
memenuhi target pesanan yang tidak dapat dipenuhi sendiri, maka YAB bekerja
sama dengan SLB C lain yang ada di DKI Jakarta.
Dengan
pelayanan pendidikan yang sistematis dan terarah, tunagrahita diharapkan dapat
menjadi warga masyarakat yang terampil dan mandiri. Walaupun dalam kenyataannya
dukungan dan bimbingan serta pengawasan tetap merupakan suatu kebutuhan yang
memang tidak dapat dilepaskan begitu saja dari kehidupan tunagrahita.
Anak tuna grahita adalah yang
memiliki keterbelakangan mental dari anak normal pada umumnya. Di sekitar kita
banyak dijumpai anak tuna grahita atau anak terbelakang mental. Mereka biasanya
menarik diri dari pergaulan karena mereka sering dihina oleh teman dan
lingkungannya sebagai anak yang bodoh.
Orang tua biasanya malu memiliki
anak demikian dan para guru di sekolah umum juga kurang paham tentang anak tuna
grahita ini sehingga para guru memaksakan memberikan pelajaran sesuai target
kurikulum yang telah ditentukan.
Sekarang para orang tua sebaiknya
tidak perlu malu memiliki anak tuna grahita karena sekarang sudah ada sekolah
yang menampung anak demikian yaitu sekolah luar biasa bagian C. Sebaiknya para
guru bila memiliki anak didik yang terbelakang dari anak-anak normal lainnya,
misalnya anak tidak bisa membaca sampai kelas III/IV atau terlambat sekali
dalam berhitung dan pelajaran akademik lainnya tolong kordinasikan dengan orang
tua agar mau merujuk anaknya ke sekolah luar biasa bagian C. Karena bila guru
maupun orang tua memaksakan anak mengikuti pendidikan di sekolah umum maka
pendidikan pada anak tidak akan berhasil, bila dipaksa anak biasanya akan
menarik diri dari pergaulan yang lama kelamaan menyebabkan anak malas masuk
sekolah. Untuk menghindari hal itu mengapa tidak menyekolahkan anak di sekolah
luar baisa bagian C saja, karena akan sesuai dengan kemampuan anak.
Di bawah ini penulis akan
menyajikan sekelumit asas pengajaran yang selama ini telah diterapkan di
sekolah luar biasa bagian C yaitu:
Asas keperagaan
Karena anak tuna grahita sangat lambat daya
tangkapnya maka penggunaan alat bantu mengajar sangat bermanfaat. Manfaat
penggunaan alat peraga bagi anak tuna grahita yaitu untuk menarik minat anak
untuk belajar agar anak tidak cepat bosan karena anak tuna grahita cepat sekali
bosan dalam menerima pelajaran, mencegah verbalisme yaitu anak hanya tahu
kata-kata tanpa mengerti maksudnya anak tuna grahita sering menirukan apa yang
didengar atau dikatakan oleh temannya padahal mereka tidak tahu maksud yang
dikatakan tersebut, dengan alat peraga pengalaman anak akan diberikan secara
baik yaitu dari yang paling kongkret menuju ke hal yang kongkret akhirnya ke
hal-hal yang abstrak, anak akan mendapat pengertian yang mendalam. Untuk anak
tuna grahita penggunaan alat peraga ini lebih banyak karena berguna membantu
proses berpikir anak, meskipun pengertian materi-materi tersebut sangat
sederhana.
Asas Kehidupan Kongkret
Di dalam penerapan asas ini anak diperlihatkan
dengan benda atau dengan situasi yang sesungguhnya, kemudian dijelaskan pula
penggunaan atau kenyataan yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari.
Suatu contoh anak diajak ke pasar, dikenalkan
alat-alat atau kebutuhan makanan sehari-hari. Misal: panci, sendok, piring,
garpu dan lain-lain beserta penggunaan atau bahan makan misal beras, sayuran,
gula, dan sebagainya. Atau contoh lain anak dikenalkan alat-alat yang
dipergunakan untuk membersihkan gigi, dijelaskan bagaimana cara menggunakan
sekaligus diberi pengertian dengan menggosok gigi secara rutin dapat terjaga
kesehatan giginya.
Asam Sosialisasi
Bersosialisasi penting sekali bagi anak tuna
grahita. anak tuna grahita harus belajar mewujudkan dirinya sendiri dan
diharapkan anak merasa bahwa dirinya punya pribadi yang ada persamaan dan
perbedaan dengan pribadi yang lain. Dengan penerapan asas ini diharapkan anak
terbelakang dapat menemukan tempat tertentu dalam masyarakat yang sesuai dengan
kemampuannya dan dapat mengembangkan tingkah laku yang sesuai serta dapat
diterima dalam masyarakat.
Asas Skala Perkembangan Mental
Mengingat bahwa anak tuna grahita mempunyai
keterbelakangan dalam kemampuan berpikir, akibatnya ada anak yang mempunyai
umur kalender lebih banyak, sedang umur mentalnya dibawah umur kalendernya.
Oleh sebab itu dalam pengajaran diterapkan asas skala perkembangan mental. Asas
ini berhubungan dengan penempatan anak di dalam kelas-kelas. Pengajaran akan
berhasil apabila di dalam suatu kelas perkembangan mental anak sama atau hampir
sama, sehingga memudahkan dalam memberikan materi pelajaran. Meskipun demikian
dalam menyampaikan pelajaran guru harus menyesuaikan dengan kemampuan
masing-masing anak.
Asas Individual
Maksud asas individual yaitu pemberian bantuan
atau bimbingan kepada seseorang sesuai dengan kemampuannya agar dapat belajar
dengan baik. Asas ini penting sekali bagi anak tuna grahita dikarenakan
kemampuannya yang terbatas sehingga menghambat perkembangan kepribadian.
Oleh karena itulah perlu pengajaran
individual. Karena selain kemampuan yang terbatas, anak tuna grahita cenderung
terganggu emosinya/ emosi tidak stabil dimana hal ini merupakan penghambat,
maka perlu pengajaran individual guna mencari sebab dan cara mengurangi
gangguan tersebut.
Demikianlah asas pengajaran yang
diterapkan di sekolah luar biasa bagian C. Apakah orangtua yang memiliki anak
tuna grahita masih ragu atau malu untuk menyekolahkan anak mereka ke sekolah
luar biasa bagian C. Kalau masih ragu atau malu tolong hilangkan keraguan dan
rasa malu itu karena itu akan merugikan anak yang kita cintai dan hal itu akan
menghambat perkembangan potensi yang dimiliki anak.
Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi tunagrahita. Para ahli dari berbagai ilmu telah berusaha membagi faktor-faktor penyebab ini diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Faktor keturunan Adanya kelainan kromosom baik autosom (mempunyai kromosom 3 ekor pada kromosom nomor 21 sehingga anak mengalami Langdon Down’s S yndrome dan pada trisomi kromosom nomor 15 anak akan menderita Patau’s Syndrome dengan cicri-ciri berkepala kecil, mata kecil, berkuping aneh, sumbing, dan kantung empedu yang besar . Adanya kegagalan meiosis sehingga menimbulkan duplikasi dan translokasi) maupun kelainan pada gonosom (gonosom yang seharusnya XY, karena kegagalan menjadi XXY atau XXXY. Ciri yang menonjol adalah nampak laki-laki dan tunagrahita. Setelah mencapai masa puber tubuhnya menjadi panjang, gayanya mirip wanita, berpayudara besar).
b. Gangguan metabolisme dan Gizi Metabolisme dan gizi merupakan hal yang penting bagi perkembangan individu terutama perkembangan sel-sel otak. Beberapa kelainan yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme dan kekurangan gizi diantaranya adalah sebagai berikut:
• Phenylketonuria Salah satu akibat gangguan metabolisme asam amino juga kelainan gerakan enzym phenylalanine hydroxide. Gejala umum yang nampak adalah tunagrahita, kekurangan pigmen, microcephaly, serta kelainan tingkah laku. • Cretinisme Disebabkan oleh keadaan hypohyroidism kronik yang terjadi selama masa janin atau segera setelah melahirkan. Berat ringan kelainan tergantung pada tingkat kekurangan thyroxin. Gejala utama yang tampak adalah adanya ketidaknormalan fisik yang khas dan ketunagrahitaan dan awal gejalanya dengan kurangnya nafsu makan, anak menjadi sangat pendiam, jarang tersenyum dan tidur yang berlebihan.
c. Infeksi dan keracunan Adanya infeksi dan keracunan terjangkitnya penyakit-penyakit selama janin masih berada dalam kandungan ibunya yang menyebabkan anak lahir menjadi tunagrahita.
• Rubella Penyakit ini menjangkiti ibu pada dua belas minggu pertama kehamilan. Selain tunagrahita, ketidaknormalan yang disebabkan penyakit ini adalah kelainan pendengaran, penyakit jantung bawaan, berat badan yang sangat rendah pada waktu lahir dan lain-lain. • Syphilis bawaan Kondisi bayi yang terkena Syphilis adalah kesulitan pendengaran, hidungnya tampak seperti hidung kuda. • Syndrome Gravidity Beracun Ketunagrahitaan yang timbul dari Syndrome Gravidity Beracun terjadi pada sebagian bayi yang lahir prematur, kerusakan janin yang disebabkan oleh zat beracun, dan berkurangnya aliran darah pada rahim dan plasenta
d. Trauma dan zat radioaktif Trauma otak yang terjadi dikepala dapat menimbulkan pendarahan intracranial terjadinya kecacatan pada otak. Ini biasanya disebabkan karena kelahiran yang sulit sehingga memerlukan alat bantu (tang). Selain itu penyinaran atau radiasi sinar X selama bayi dalam kandungan mengakibatkan cacat mental microcephaly.
e. Masalah pada kelahiran Adanya kelahiran yang disertai hypoxia (kejang dan nafas pendek) dipastikan bahwa bayi yang akan dilahirkan menderita kerusakan otak.
f. Faktor lingkungan Latar belakang pendidikan orang tua sering juga dihubngkan dengan masalah-masalah perkembangan. Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan dini serta kurangnya pengetahuan dalam memberikan rangsang-rangsang positif dalam masa perkembangan anak dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya gangguan atau hambatan dalam perkembangan anak. Kurangnya kontak pribadi dangan anak, misalnya dengan tidak mengajaknya berbicara, tersenyum, bermain yang mengakibatkan timbulnya sikap tegang, dingin dan menutup diri. Kondisi demikian akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak baik fisik maupun mental intelektualnya.
dikutip dari : http://annesdecha.blogspot.com/2010/03/penyebab-tunagrahita.html
Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan diatas, maka anak tunagrahita memiliki karakteristik tersendiri pada segi tingkah laku, emosi dan sosialnya, cara belajarnya dan kesehatan pada fisikya. Untuk karakteristik tersebut, setiap anak tunagrahita memiliki karakteristik yang berada sesuai dengan tingkat kekurangannya. Secara umum karakteristik tersebut dapat digeneralkan ke dalam :
1. Segi Intelektualnya
• anak tunagrahita mampu mengetahui atau menyadari situasi, benda-benda dan orang disekitarnya, namun mereka tidak mampu memahami keberadaan dirinya. Hal tersebut disebabkan oleh faktor bahasa yang manjaadi hambatan, dikarenakan mereka pada umunya sulit untuk mengatakan atau menyampaikan kata yang sesuai dengan keadaan yang diinginkannya. • Mereka berkesulitan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, tidak mampu membuat suatu rencana bagi dirinya, dan anak tersebut pun sulit untuk memilih alternatif pilihan yang berbeda. • Mereka sulit sekali untuk menuliskan simbol-angka, sehingga secara umum mereka memiliki ksulitan dalam bidang membaca, menulis dan berhitung. • Kemampuan belajar anak tunagrahita terbatas. Mereka mengalami kesulitan yang berarti dalam pengetahuan yang bersifat konsep dan dalam menempatkan dirinya dengan keadaan situasi lingkungannya.
2. Segi Tingkah Laku (Perilaku Adaptif)
• Perkembangan anak tunagrahita lamban. sulit mempelajari sikap tertentu, bahkan sulit melakukan pekerjaan yang ditugaskan walaupun tugas tersebut bagi orang normal sangat sederhana. • Faktor kognitif merupakan hal yang sulit bagi anak tersebut, khususnya yang berkenaan dengan perhatian dengan atau konsentrasi, ingatan, berbicara dengan bahasa yang benar, dan dalam kemampuan akademiknya. • Anak tunagrahita seringkali merasakan ketidakmampuan dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang diberikan padanya, karena seringnya melakukan kesalahan-kesalahan pada saat melakukannya. • Mereka pada umunya kurang percaya diri dan seringkali menggantungkan bimbingan atau bantuan orang lain, atau dengan kata lain rasa kemampuan dirinya kurang. Mereka juga seringkali sulit dalam memilih lingkungan pergaulan yang baik, sehingga mudah terjerumus pada hal-hal yang bersifat negatif.
Jadi dari karakteristik diatas, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita itu memiliki kekurangan di dalam :
• Melakukan koordinasi gerak dan sensorinya, • Rendahnya rasa toleransi, • Kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang bersifat akademik, • Memusakan perhatian, • Kesulitan dalam bahasa, • Kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan dan melakukan pekerjaan
dikutip dari : http://annesdecha.blogspot.com/2010/03/karakteristik-anak-tunagrahita.html
Tunagrahita termasuk dalam golongan anak berkebutuhan khusus (ABK). Pendidikan secara khusus untuk penyandang tunagrahita lebih dikenal dengan sebutan sekolah luar biasa (SLB). Pengertian tunagahita pun bermacam-macam.
Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Istilah lain untuk tunagrahita ialah sebutan untuk anak dengan hendaya atau penurunan kemampuan ayau berkurangnya kemampuan dalam segi kekuatan, nilai, kualitas, dan kuantitas.
Pengertian lain mengenai tunagrahita ialah cacat ganda. Seseorang yang mempunyai kelainan mental, atau tingkah laku akibat kecerdasan yang terganggu. Istilah cacat ganda yang digunakan karena adanya cacat mental yang dibarengi dengan cacat fisik. Misalnya cacat intelegensi yang mereka alami disertai dengan keterbelakangan penglihatan (cacat mata). Ada juga yang disertai dengan gangguan pendengaran.
Namun, tidak semua anak tunagrahita memiliki cacat fisik. Contohnya pada tunagrahita ringan. Masalah tunagrahita ringan lebih banyak pada kemampuan daya tangkap yang kurang. Secara global pengertian tunagrahita ialah anak berkebutuhan khusus yang memiliki keterbelakangan dalam intelegensi, fisik, emosional, dan sosial yang membutuhkan perlakuan khusus supaya dapat berkembang pada kemampuan yang maksimal.
dikutip dari : http://tunagrahita.com/2011/04/pengertian-tunagrahita/
Cerebral palsy (CP) adalah kelainan fungsi motorik
(sebagai lawan dari fungsi mental) dan nada postural yang diperoleh pada usia
dini, bahkan sebelum kelahiran. Kelainan ini terdapat pada sistem motor yang
merupakan hasil dari luka otak yang nonprogressive. Sistem motor tubuh
menyediakan kemampuan untuk bergerak dan mengontrol gerakan. Sebuah luka otak
adalah kelainan struktur atau fungsi otak. "Nonprogressive" berarti bahwa
luka tidak menghasilkan degenerasi berlangsung dari otak.
Cerebral palsy mempengaruhi sekitar satu hingga tiga dari
setiap seribu anak lahir. Namun, jauh lebih tinggi pada bayi yang lahir dengan
berat badan sangat rendah dan pada bayi prematur.
Clark (1964) mengemukakan, yang dimaksud dengan cerebral palsy ialah suatu keadaan kerusakan jaringan otak
pada pusat motorik atau jaringan penghubungnya, yang kekal dan
tidak progresif, yang terjadi pada masa prenatal, saat
persalinan atau sebelum susunan saraf pusat menjadi cukup matur, ditandai
dengan adanya paralisis, paresis, gangguan kordinasi atau
kelainan-kelainan fungsi motorik. Pada tahun 1964 World Commission on
Cerebral Palsymengemukakan
definisi cerebral palsy adalah suatu kelainan dari fungsi gerakdan sikap tubuh yang disebabkan karena adanya kelainan atau cacat
pada jaringan otak yang belum selesaipertumbuhannya.
Sedangkan Gilroy dkk (1975) mendefinisikan cerebral palsy sebagai suatu sindroma kelainan dalamcerebral controlterhadap fungsi motorik sebagai akibat dari
gangguan perkembangan atau kerusakan pusat motorik atau jaringan penghubungnya
dalam susunan saraf pusat.
B.Penyebab Terjadinya Cerebal
Palsy
Kelahiran prematur merupakan faktor risiko untuk cerebral
palsy. Otak prematur berada pada risiko tinggi perdarahan, dan ketika cukup
parah, dapat mengakibatkan cerebral palsy. Anak-anak yang lahir prematur juga
dapat mengembangkan gangguan pernapasan yang serius karena paru-paru belum
matang dan kurang berkembang. Hal ini dapat mengakibatkan periode penurunan
oksigen dikirim ke otak yang mungkin mengakibatkan cerebral palsy.
Penyebab penting lainnya dari cerebral palsy adalah
kecelakaan perkembangan otak, kelainan genetik, stroke akibat pembuluh darah
abnormal atau bekuan darah, atau infeksi otak.Meskipun secara luas diyakini
bahwa penyebab paling umum dari cerebral palsy adalah kurangnya oksigen ke otak
selama persalinan (asfiksia lahir), sebenarnya merupakan penyebab yang sangat
jarang dari cerebral palsy. Ketika cerebral palsy adalah hasil dari asfiksia
lahir, bayi hampir selalu menderita ensefalopati neonatal berat dengan gejala
selama beberapa hari pertama kehidupan. Gejala ini meliputi:
·Kejang;
·Lekas
marah;
·Jitteriness;
·Makan
dan masalah pernapasan;
·lesu,
dan koma tergantung pada keparahan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kecelakaan
kandungan selama pengiriman sangat sulit dapat menyebabkan kerusakan otak dan
mengakibatkan cerebral palsy. Sebaliknya, sangat mungkin bahwa gejala cerebral
palsy akan berkembang setelah beberapa tahun usia akibat komplikasi obstetri.
Pelecehan anak selama masa bayi dapat
menyebabkan kerusakan otak yang signifikan yang pada kenyataannya dapat
menyebabkan cerebral palsy. Penyalahgunaan ini sering menimbulkan pengaruh yang
besar dari orang tua atau pengasuh frustrasi, yang dapat menyebabkan pendarahan
di dalam atau di luar otak. Terlebih lagi, banyak anak dengan kelainan
perkembangan beresiko untuk disalahgunakan. Dengan demikian, seorang anak
dengan cerebral palsy dapat dilakukan secara signifikan lebih buruk atau bahkan
dibunuh oleh satu insiden pelecehan.
Meskipun terdapat berbagai macam penyebab
cerebral palsy, namun lebih banyak kasus yang terjadi tanpa penyebab yang dapat
dipastikan. Namun, kemampuan ditingkatkan untuk melihat struktur otak dengan
magnetic resonance imaging (MRI) dan CT scan serta kemampuan diagnostik
ditingkatkan untuk gangguan genetik telah membuat jumlah kasus tersebut jauh
lebih rendah.
C.Gejala dan Tanda-tanda
Cerebal Palsy
Gejala-gejala dan tanda-tanda utama dari cerebral palsy
berkaitan dengan kesulitan motorik, yang merupakan konsekuensi dari kerusakan
otak. Perpanjangan dan keparahan lesi otak merupakan faktor utama dalam
besarnya defisit motorik. Banyak dari gejala yang diamati pada anak-anak
berhubungan dengan masalah utama yang terganggu fungsi motorik.
Sebagai contoh, perkembangan keterlambatan motorik,
gangguan koordinasi motorik halus dan kasar yang buruk, gangguan menelan, atau
keterlambatan bicara adalah semua hasil dari gangguan motorik dasar.
D.Jenis dan ciri-ciri Cerebal
Palsy
1.Berdasarkan gejala dan tanda neurologis cerebral
palsy dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a.Cerebral
Palsy Spastic
Cerebral palsy Spastic mengacu pada suatu
kondisi di mana otot meningkat, menyebabkan postur kaku di satu atau lebih
ekstremitas (lenganataukaki). Kekakuan ini dapat diatasi dengan
kekuatan tertentu. Spastisitas mengarah ke pembatasan penggunaan ekstremitas
yang terlibat, sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan untuk
mengkoordinasikan gerakan. Seringkali kekejangan terjadi pada satu sisi tubuh
(hemiparesis), tetapi juga dapat mempengaruhi empat anggota badan
(quadriparesis) atau menjadi terbatas pada kedua kaki (diplegia spastik).
Ketika kondisi terjadi pada kedua kaki, individu sering memiliki postur
scissoring, di mana kaki yang diperpanjang (diluruskan) dan menyeberang.
Ciri-cirinya:
ØOtot-otot berkontraksi
ØTangan bengkok kearah tubuh
b.Cerebral
Palsy dyskinetic
Bentuk dyskinetic cerebral palsy fitur
dominan adalah adanya gerakan abnormal paksa di lengan, kaki, wajah, dan
batang.
Ciri-ciri
:
Ø Otot lengan,tungkai dan badan secara
spontan bergerak perlahan, menggeliat dan tak terkendali;
ØBisa juga timbul gerakan yang kasar dan
mengejang.
ØLuapan emosi menyebabkan keadaan semakin
memburuk
ØGerakan akan menghilang jika anak tidur
c.Cerebral
Palsy Ataxic
Ataxic CP adalah suatu bentuk yang jarang
dari CP mempengaruhi 4% sampai 5% dari anak-anak dengan CP. Ini adalah bentuk
dyskinetic CP, yaitu, gerakan abnormal yang hadir. Pada anak-anak ada kerugian
ditandai koordinasi otot teratur sehingga gerakan yang dilakukan dengan
kekuatan yang abnormal, irama, dan akurasi.
Ciri-cirinya:
ØMengalami gangguan dalam keseimbangan badan
dan gerak
ØKehilangan rasa gerak pada jari-jari tangan
ØGerak mata tidak terkontrol
d.Cerebral
Palsy Dystonic
Dystonic CP ditandai dengan dominasi
gerakan lambat dengan kekakuan otot dan postur yang abnormal persisten yang
bersantai setelah detik atau menit. Frekuensi gerakan-gerakan tak terkendali
abnormal kurang dari dalam choreoathetotic dari. Biasanya otot meningkat.
Ciri-cirinya:
ØPenderita yang mengalami distonik dapat
mengalami misdiagnosis.
ØGerakan distonia tidak seperti kondisi yang
ditunjukkan oleh distonia lainnya.
ØUmumnya menyerang otot kaki dan lengan
sebelah proximal.
ØGerakan yang dihasilkan lambat dan
berulang–ulang, terutama pada leher dan kepala.
e.Cerebral
Palsy Choreoathetoid
Cerebal Palsy Choreoathetoid (kadang-kadang
disebut sebagai athetoid) cerebral palsy dikaitkan dengan abnormal, tak
terkendali, gerakan menggeliat dari lengan dan / atau kaki. Cerebral Palsy
Choreoathetoid berbeda dengan cerebral palsy kejang. Gerakan abnormal
diaktifkan oleh stres, maupun oleh reaksi emosional normal seperti tertawa.
Setiap usaha untuk melakukan gerakan sukarela, misalnya memperpanjang lengan
dalam upaya untuk mencapai obyek mungkin mengakibatkan gerakan tak terkendali
banyak di lengan, kaki, batang, dan bahkan wajah. Ada berbagai jenis gerakan
abnormal. Dua yang paling umum adalah gangguan gerakan choreoathetotic dengan
cepat, tidak teratur, kontraksi tak terduga dari kelompok otot individu atau
kecil dan distonia dengan postur, gigih tapi tidak permanen abnormal dari
beberapa bagian tubuh (lengan, kaki, trunk) karena kontraksi otot yang
abnormal. Gangguan dystonic juga mempengaruhi otot-otot untuk ekspresi wajah,
menelan, deglutition, dan pidato, mengakibatkan kekurangan fungsional parah.
Gerakan-gerakan ini bisa sangat melemahkan
dan sangat membatasi kemampuan anak untuk melakukan tugas motorik banyak.
Selain itu, gerakan yang mirip dengan latihan konstan, sehingga menyebabkan
anak terkena untuk memetabolisme sejumlah besar kalori. Cerebral palsy
Choreoathetoid sering dikaitkan dengan kerusakan struktur otak khusus yang
terlibat dalam pengendalian gerakan. Seperti cerebral palsy kejang, tingkat
keparahan gejala sering bervariasi, dari ringan sampai parah.
Ciri-cirinya
:
Ømemiliki otot variabel sering dengan otot
menurun (hypotonia)
f.Cerebral
Palsy Hipotonik
Pada awal masa bayi, hypotonia dapat dengan
mudah dilihat oleh ketidakmampuan bayi untuk mendapatkan kendali kepala ketika
ditarik oleh lengan ke posisi duduk. Anak-anak dengan hypotonia berat mungkin
memiliki kesulitan yang lebih dari semua anak-anak dengan cerebral palsy dalam
mencapai tonggak keterampilan motorik dan perkembangan kognitif normal.
Cerebral palsy hipotonik seringkali
diakibatkan dari kerusakan otak yang parah atau malformasi. Hal ini diyakini
bahwa cerebral palsy hipotonik adalah hasil dari cedera atau malformasi pada
tahap perkembangan awal otakyang
menyebabkan cerebral palsy spastik atau choreoathetoid.
g.Cerebral
Palsy Campuran
Artinya pada anak cerebral palsy menderita dua atau lebih
kelainan. Misalnya spastic dan athetosis, atau tremor, spastic, dan athetosis.
Kecacatan tersebut tergantung pada kerusakan yang terjadi pada otak. Letak
kerusakan jenis ini di daerah pyramidal dan extrapyramidal. Apabila kerusakan
terjadi pada pyramidal, kelainannya berbentuk spastic. Apabila terjadi di
extrapyramidal kelainannya berbentuk athetosis, rigid, dan hipotonia. Tipe
campuran ini kerusakannya terletak pada daerah pyramidal dan extrapyramidal dan
bentuk kelainannya berupa spastic di kaki dan rigid di tangan.
2.Berdasarkan perkiraan tingkat keparahan dan
kemampuan penderita untuk melakukan aktifitas normal, yaitu :
a.Level
1 (ringan)
Anak
dapat berjalan tanpa pembatasan/tanpa alat bantu, tidak memerlukan pengawasan
orangtua, cara berjalan cukup stabil, dapat bersekolah biasa, aktifitas
kehidupan sehari–hari 100 % dapat dilakukan sendiri.
b.Level
2 (sedang)
Anak
berjalan dengan atau tanpa alat bantu, alat untuk ambulasi ialah brace,
tripod atau tongkat ketiak. Kaki / tungkai masih dapat berfungsi sebagai
pengontrol gaya berat badan. Sebagian besar aktifitas kehidupan sehari–hari
dapat dilakukan sendiri dan dapat bersekolah.
c.Level
3 (berat)
Mampu
untuk makan dan minum sendiri, dapat duduk, merangkak atau mengesot, dapat
bergaul dengan teman–temannya sebaya dan aktif. Pengertian kejiwaan dan rasa
keindahan masih ada, aktifitas kehidupan sehari–hari perlu bantuan, tetapi
masih dapat bersekolah. Alat ambulasi yang tepat ialah kursi roda.
d.Level
4 (berat sekali)
Tidak
ada kemampuan untuk menggerakkan tangan atau kaki, kebutuhan hidup yang vital
(makan dan minum) tergantung pada orang lain. Tidak dapat berkomunikasi, tidak
dapat ambulasi, kontak kejiwaan dan rasa keindahan tidak ada.
E.Cara Pengobatan Bagi Anak Yang
Manderita Cerebal Palsy
Tidak ada obat untuk Cerebral Palsy (CP), tetapi berbagai
bentuk terapi dapat membantu orang dengan gangguan fungsi dan hidup lebih
efektif. Secara umum, pengobatan lebih dini, mulai usia anak-anak,
memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mengatasi cacat perkembangan atau
belajar cara-cara baru untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menantang bagi mereka. Intervensi terbukti paling awal
terjadi selama pemulihan bayi di unit perawatan intensif neonatal.
Pengobatan mungkin termasuk satu atau lebih hal berikut:
terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, obat untuk mengendalikan kejang,
mengurangi rasa sakit, atau bersantai kejang otot (misalnya benzodiazepienes,
baclofen dan baclofen fenol / intratekal); oksigen hiperbarik, penggunaan Botox
untuk mengendurkan otot kontrak; operasi untuk memperbaiki kelainan anatomi
atau melepaskan otot-otot tegang, kawat gigi, dan perangkat orthotic lainnya;
pejalan bergulir, dan alat bantu komunikasi seperti komputer dengan synthesizer
suara terpasang. Sebagai contoh, penggunaan frame berdiri dapat membantu
mengurangi kelenturan dan meningkatkan jangkauan gerak bagi penderita CP yang
menggunakan kursi roda. Namun demikian, hanya ada beberapa keuntungan dari
terapi.
Pengobatan biasanya gejala dan berfokus pada membantu
orang untuk mengembangkan keterampilan motorik sebanyak mungkin atau untuk
belajar bagaimana untuk mengkompensasi kekurangan mereka.
Berikut uraian tentang usaha-usaha/
terapi-terapi yang dapat membantu penderita cerebral palsy :
a.Dukungan Gizi
Dalam satu penelitian kohort,490 bayi prematur keluar dari NICU (Neonatology Intensive Care Unit) laju pertumbuhan selama tinggal di rumah
sakit itu terkait dengan fungsi neurologis pada usia 18 dan 22 bulan. Studi ini menemukan
penurunan signifikan pada kejadian cerebral palsy pada kelompok bayi prematur
dengan kecepatan pertumbuhan tertinggi. Studi ini menunjukkan bahwa gizi yang
cukup dan pertumbuhan memainkan peran protektif dalam pengembangan cerebral
palsy.
b.Terapi Fisik
Program yang dirancang untuk
mendorong pasien untuk membangun basis kekuatan untuk meningkatkan kiprah dan
gerakan kehendak, bersama-sama dengan peregangan program untuk membatasi
kontraktur. Banyak ahli percaya bahwa seumur hidup terapi fisik sangat penting
untuk menjaga otot, struktur tulang, dan mencegah dislokasi sendi.
c.Terapi Okupasi
Terapi okupasi membantu orang dewasa dan anak-anak
memaksimalkan fungsi mereka, beradaptasi dengan keterbatasan mereka dan hidup
sebagai mandiri mungkin.
d.Terapi Wicara
Terapi wicara membantu mengendalikan otot-otot mulut dan
rahang, dan membantu meningkatkan komunikasi. Sama seperti cerebral palsy dapat mempengaruhi cara seseorang bergerak
lengan dan kaki, juga dapat mempengaruhi cara mereka bergerak mulut mereka,
wajah dan kepala. Hal ini dapat membuat sulit bagi orang untuk bernapas,
berbicara jelas, dan menggigit, mengunyah dan menelan makanan. Terapi wicara
sering dimulai sebelum anak mulai sekolah dan berlanjut sepanjang tahun
sekolah.
Di mana oksigen
bertekanan dihirup di dalam ruang hiperbarik, telah digunakan untuk mengobati cerebral
palsy di bawah teori bahwa meningkatkan ketersediaan oksigen ke sel-sel otak
yang rusak dapat mengaktifkan beberapa dari mereka untuk berfungsi secara
normal. Penggunaannya untuk mengobati cerebral palsy adalah Kontroversial.
Peninjauan Sistematik 2007 menyimpulkan bahwa efek dari HBOT pada cerebral
palsy tidak signifikan berbeda dari ruang udara bertekanan, dan bahwa beberapa
anak mengalami HBOT akan mengalami efek samping seperti kejang dan kebutuhan
untuk tabung perimbangan telinga tekanan; karena buruknya kualitas data
penilaian meninjau juga menyimpulkan bahwa perkiraan prevalensi kejadian buruk
tidak pasti.