Halaman

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 15 Desember 2012

XI IPA 4

foto pertama yang diambil ketika kami baru pindah keruangan kelas yang baru. pada awalnya kelas XI IPA 4 berada didepan kantor guru dan manyendiri diantara kelas ipa yang lain, namun beberapa bulan kemudian kami pindah ke kelas yang baru selesai dibangun yang terletak satu deret dengan kelas ipa yang lain.
foto itu diambil ketika kami menempati ruang kelas X-4 tepatnya disamping kiri kelas karena kelas kami sedang dipakai kakak kelas XII untuk latihan ujian..haha sekalian nostalgia masa-masa kelas X.
foto itu diambil disebelah kanan ruang kelas yang baru ketika jam kosong. haha jam kosong adalah suatu hal yang kami sukai. waktu itu kami mengisi jam kosong dengan bernarsis ria, ngobrol, dengerin musik, dll.
foto tersebut salah satu foto cuplikan tugas bahasa jawa suruh buat film tentang cerita rakyat dan kelompok kami memilih cerita rakyat roro jonggrang dan saya yang memakai baju hijau terpilih menjadi roro jonggrangnya. dalam cerita roro jonggrang adalah wanita yang cantik tapi saya terpilih menjadi roro jonggrang bukan karena saya cantik tapi karena teman-teman saya yang lain tidak mau menghafal dialog yang teramat panjang makannya peran itu diberikan kepada saya. hoho (korban pemaksaan). Hari pertama proses pembuatan film itu kami tertilang polisi ketika hendak kerumah diky karena kami masih dibawah umur dan belum memiliki SIM. (kasiiian) tapi alhamdulillahnya waktu itu aku nebeng temen jadi aku gag kena tilang deh.
foto diatas adalah foto yang kami ambil ketika perjalanan menuju candi cetho untuk menyelesaikan tugas film kami karena tidak mungkin kami mengambil ke lokasi yang sebenarnya yaitu candi prambanan maka kami memutuskan untuk mengganti lokasi ke candi cetho dengan mengendarai sepeda motor. perjalanannya sangat mengasyikkan, pengalaman tak terlupakan deh..kapan-kapan pengen maen lagi. nah ternyata waktu itu hega ulang tahun dan karena kami kelaparan setelah pulang dari candi cetho kami mampir ke warung mie ayam deket tawangmangu untuk mengisi perut dan karena rayuan azizah akhirnya kami makan gratis dibayarin yang ulang tahun...makasiiih
foto diatas diambil ketika kami hendak berangkat study tour ke bandung. karena ada insiden maka bus kami datangnya telat jadi terpaksa deh kami harus nunggu lebih lama dan molor dari jadwal sebelumnya. seperti biasa sambil menghilangkan kejenuhan kami berfoto.
nah itu dia foto ketika kami sampai tempat tujuan kota bandung..dan masih banyak foto ketika berada di bandung tapi tak usah dilihat semua yaaaa cukup untuk dokumen pribadi. hehe


dan itulah akhir perjalananku di kelas XI IPA 4, seperti biasa cerita ini memang sangat singkat namun tidak sesingkat itu memoriku untuk mengingat setiap kejadian di kelas XI IPA 4.

awal kehidupanku memasuki masa putih abu-abu

Setelah aku melepas seragam putih biru ku dan berganti seragam putih abu-abu rasanya campur aduk antara sedih berpisah dengan sahabat ku di SMP N 20 Surakarta dan juga penasaran gimana sih rasanya jadi anak SMA yang katanya masa-masa SMA adalah masa yang paling indah.
Pada awalnya aku tak terlalu khawatir memasuki masa baru ku ini karena ada banyak teman SMP yang sudah aku kenal dengan baik, juga masuk pada SMA yang sama sehingga untuk permulaan aku sudah memiliki teman dulu paling tidak sebelum aku menemukan teman yang baru. Namun, setelah pembagian kelas yang tetap aku tidak sekelas dengan salah satu teman SMP ku dan itu artinya aku belum mendapatkan seorang teman pun waktu itu tapi tidak untuk waktu yang lama aku juga sudah mendapatkan teman bahkan kami sekelas merupakan kelas terkompak diantara kelas yang lain ya iyaaa lah "spulsa" (X-1).

foto diatas adalah foto ketika kami mendapat tugas sejarah untuk membuat laporan dan foto itu kami ambil ketika berada di lingkungan keraton Solo...
foto diatas adalah foto ketika kami melakukan study diluar kelas tepatnya di jogja dan itu ketika kami berada di candi borobudur. sebelum keberangkatan kelas kami sempat bertengkar atau lebih tepatnya beradu mulut sama pihak guru karena kami sekelas sepakat untuk tidak mengikutinya namun lagi lagi karena nilai dan guru selalu benar akhirnya kami mengikutinya.
inilah saat terakhirku duduk di kelas sepuluh dan foto diatas diambil ketika mengambil raport kenaikan kelas dan yang menentukan masuk ipa atau ips. alhamdulillahnya aku mendapat peringkat 3 waktu itu dan aku masuk ke program ipa.

singkat memang ceritanya ketika aku masih kelas 1SMA namun di memori ku tak mungkin sesingkat itu tentunya. masih banyak cerita yang tak bisa aku tulis disini secara detail...

Sahabat Sejati


Meski sang waktu membawaku berlari
Meski kehidupan tak pernah diam
Meski matahari terus beraktivitas
Meski bulan bintang datang dan pergi
Namun sahabat sejati akan tetap di hati

Sahabat sejati lebih berharga dari gunung emas
Sahabat sejati tak akan pernah hilang
Meski dunia berhenti berputar
Sahabat sejati akan tetap memiliki celah di hati
Sahabat sejati tak akan padam
Meski lilin kehidupan telah binasa

Sahabat sejati
Kaulah penyempurna hidup yang singkat ini

Sahabat
Walau suatu saat kita tak bertemu lagi
Aku yakin kita akan tetap selalu dekat
Walau waktu tak mengijinkan kita tertawa lagi
Aku yakin kita akan tetap tersenyum bahagia
Walau keadaan menuntut kita berpisah
Aku yakin kita tetap bersama
Walau kematian merenggut
Aku yakin kita akan tetap hidup
Selamanya dan selamanya
Di HATI………..

Sabtu, 24 November 2012

Berkomunikasi dengan Anak Tunagrahita


Hingga saat ini pendapat masyarakat yang menyatakan semua anak tunagrahita adalah idiot masih belum bisa tergeser sepenuhnya. Pada kenyataannya anak tunagrahita tidak selalu idiot. Anak tunagrahita dapat diajak berkomunikasi layaknya anak normal. Memang cara berkomunikasi dengan mereka sedikit berbeda, karena keadaan mereka yang terbelakang mentalnya. Jika semua masyarakat tahu dan mengerti bagaimana cara yang tepat berkomunikasi. Pemikiran bahwa anak tunagrahita Idiot dan tidak mampu melakukan apapun akan bergeser.

Berkomunikasi dengan anak tunagrahita layaknya seni melukis. Sang pelukis harus tahu kapan menggabungkan warna dan kapan harus menggoreskan efek bayangan pada gambarnya. Caranya :
1.       Tetap memandang si anak sebagai lawan bicara yang perlu dihormati. Menatap mata si anak, ketika ia sedang berbicara. Hal ini akan memberikan rasa bahwa apa yang dikatakannya mendapat perhatian.
2.       Jadilah pendengar yang baik dan aktif ketika si anak sedang bercerita, jangan sesekalli memotong pembicaraannya.
3.       Berubah menjadi penanya ketika ia selesai bercerita.
4.       Jangan bosan-bosan mengulangn pertanyaan yang kita lontarkan untuk mereka.
5.       Berbicaralah dengan perlahan namun jelas. Usahakan gerak bibir kita terbaca.
6.       Jangan pernah menghilangkan senyum manis kita ketika mendengar dan berbicara dengan mereka.
7.       Sesekali, berikan kontak fisik sewajarnya sebagai tanda akrab dan saling menerima.
8.       JIka pembicaraan sudah selesai, ajaklah mereka untuk ngobrol lagi lain kali.
9.       Masuki dunia mereka sebagai dunia yang unik dan asik.





dikutip dari : 

Olahraga Bentuk Karakteristik Tuna Grahita


 Jakarta, Special Olimpics Indonesia(SOIna) pada tahun ini mengirimkan tiga atlet untuk mengikuti Special Olympics World Winter Games (SOWWG) di Idaho, Amerika Serikat. SOIna adalah satu-satunya organisasi di Indonesia yang mendapat akreditasi dari Special Olympics International (SOI) untuk menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi olahraga bagi penyandang tunagrahita di Indonesia.
 Menurut Pudji Hastuti, Direktur SOIna, organisasi SOIna merupakan anggota ke-79 dari 170 negara anggota SOI. Sejak berdirinya tahun 1989 SOIna berkomitmen untuk menjadikan para penyandang tunagrahita berguna, bermanfaat, dan diterima dalam masyarakat melalui pengembangan olahraga.
 Pola pengembangan ini dipilih karena ada hubunganya antara olahraga dengan pendampingan karakter penyandang tunagrahita. "Dengan olahraga mereka tidak hanya bugar secara fisik, tetapi sekaligus belajar karakter, seperti disiplin, kebersihan, kesehatan, dan sosialisasi," tutur Hastuti yang ditemui di sela-sela pelepasan atlet SOIna ke SOWWG di Departemen Sosial, Selasa (3/2).
 Karakter itu tercermin dalam misi Special Olympics, yaitu menyelenggarakan pelatihan dan kompetisi olahraga sepanjang tahun, memberi kesempatan pada mereka membentuk fisik yang sehat, menunjukkan keberanian, kemampuan, keahlian dan persahabatan dengan keluarganya, atlet Special Olympics lainnya dan masyarakat
Dengan demikian keberangkatan ketiga atlet ke SOWWG ini merupakan langkah konkret SOIna untuk mewujudkan misi tersebut. Selamat jalan para atlet tunagrahita. Selamat mengembangkan karakter dan sportifitas melalui olahraga. "Biarlah kami menang. Tetapi jika kami tidak menang, berilah kami keberanian untuk mencobanya," kata Hastuti mengutip janji atlet Special Olympics.




dikutip dari : 

Menggali Potensi Tuna Grahita Melalui Keterampilan


Tunagrahita adalah orang yang mengalami keterbatasan pada fungsi intelektual yang berada dibawah rata-rata dari orang normal, sehingga dalam proses pendidikan lebih menitik beratkan pada latihan dan keterampilan. Pada umumnya pendidikan lebih ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang akademis. Namun, pendidikan semacam itu tidak tepat jika diterapkan untuk tunagrahita. Yayasan Asih Budi (YAB) yang berlokasi di kawasan Duren Sawit Jakarta Timur menyelenggarakan Program Pendidikan Luar Biasa bagi tunagrahita yang tidak mampu mengikuti program pendidikan pada sekolah umum. SLB C Asih Budi ini mendidik tunagrahita ringan yang memiliki IQ antara 55-70 skala WISC, terdiri dari: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (SLTPLB), Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB) dan Unit Latihan Kerja (ULAKA).
Selain mendapatkan materi pelajaran yang sifatnya akademis, siswa mendapatkan latihan keterampilan berupa keterampilan perkayuan dan anyaman rotan, cetak sablon, tata boga dan tata busana. Untuk menghilangkan kejenuhan diadakan kegiatan seni seperti angklung, degung, tari dan kegiatan seni lainnya. SLB C Asih Budi juga menekankan pentingnya olahraga bagi tunagrahita yang dirintis sejak tahun 1989 melalui Lembaga Olahraga khusus tunagrahita yaitu Specil Olymics Indonesia (SOIna), maka setiap hari sabtu siswa wajib mengikuti kegiatan olahraga. Menurut Ny. R.A. Aryanto S. SE (Ketua Dewan Pengurus Yayasan Asih Budi), dengan berolahraga tunagrahita akan memiliki fisik yang sehat sehingga motoriknya akan baik. Dengan motorik yang baik, maka mereka bisa ikut latihan keterampilan dengan baik. Ini akan melatih anak menjadi disiplin, bugar, percaya diri, memiliki harga diri dan menjadi anggota masyarakat yang baik.
Menentukan Minat dan Bakat
SLB C Asih Budi memberikan beberapa jenis keterampilan yang bisa dipilih oleh siswa sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki. Untuk menentukan pilihan keterampilan pada anak, menurut Siti Na´ima (Kepala Sekolah), biasanya sekolah memberikan formulir kepada orang tua murid untuk diisi jenis keterampilan apa yang akan dipilih oleh anak. Selanjutnya dikonsultasikan pada guru keterampilan yang bersangkutan apakah anak tersebut berbakat atau tidak pada bidang tersebut.
Sejak SLTP, sudah mulai ada penjurusan, anak bisa mengikuti seluruh pendidikan keterampilan yang ada. Maka ketika anak duduk di SM, anak sudah harus menentukan program pilihan mana yang paling disukai. Untuk memperdalam kemampuan anak, maka anak bisa diikutkan dalam pendidikan non formal yaitu Unit Latihan Kerja (ULAKA) selama dua tahun dan selanjutnya mereka akan diproduktifkan dalam workshop ( Bengkel kerja ) yang merupakan lapangan kerja terlindung di bawah YAB atau kalau mungkin disalurkan ke masyarakat luas.
Masalah yang sering dihadapi oleh tenaga kerja tunagrahita bila disalurkan ke luar, "Mereka tidak tahan banting," bosan dengan lingkungan kerja, dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang di lingkungannya, kata Ulfah Nuroni (Koordinator ULAKA). "Kita pernah menyalurkan 12 orang ke percetakan, tapi yang bertahan hanya dua orang," lanjut Ulfah Nuroni. Secara kualitas hasil karya tunagrahita tidak jauh berbada dengan orang normal, hanya secara kuantitatif sangat jauh, karena memang kondisi emosi mereka sangat mempengaruhi hasil yang akan dicapai.
Hasil Karya Tunagrahita
Hasil karya tunagrahita yang dapat diproduksi dari latihan keterampilan yang diberikan di YAB antara lain : keterampilan perkayuan, dari keterampilan ini mereka membuat berbagai jenis alat peraga pendidikan contohnya permainan puzzle dalam berbagai bentuk. Keterampilan cetak sablon, produk yang dihasilkan antara lain : mencetak kop surat, kartu nama, kartu bayaran sekolah, undangan sederhana, dan lain-lain. Keterampilan tata busana (menjahit ); menjahit bentuk-bentuk pola yang sederhana seperti : sarung bantal, celemek, tas, tempat tissu, penutup dispenser dan penutup kulkas. Keterampilan tata boga (memasak), jenis-jenis makanan yang dibuat adalah yang sederhana dan mudah seperti : bakwan, tahu isi, martabak telur. Setiap hari mereka mengisi kantin dengan makanan buatan mereka sendiri untuk dijual pada saat jam istirahat kepada teman-teman mereka sendiri. Untuk memasarkan hasil karya tunagrahita ini, biasanya mereka YAB membuka bazar pada suatu acara baik di sekolah pada saat pembagian raport atau acara di luar, bekerja sama dengan lembaga atau instansi lain atau untuk memenuhi kebutuhan YAB sendiri seperti : kop surat, kartu bayaran dan kartu nama. Dalam upaya memenuhi target pesanan yang tidak dapat dipenuhi sendiri, maka YAB bekerja sama dengan SLB C lain yang ada di DKI Jakarta.
Dengan pelayanan pendidikan yang sistematis dan terarah, tunagrahita diharapkan dapat menjadi warga masyarakat yang terampil dan mandiri. Walaupun dalam kenyataannya dukungan dan bimbingan serta pengawasan tetap merupakan suatu kebutuhan yang memang tidak dapat dilepaskan begitu saja dari kehidupan tunagrahita.



dikutip dari : 

Asas Pengajaran untuk Anak TunaGrahita


Anak tuna grahita adalah yang memiliki keterbelakangan mental dari anak normal pada umumnya. Di sekitar kita banyak dijumpai anak tuna grahita atau anak terbelakang mental. Mereka biasanya menarik diri dari pergaulan karena mereka sering dihina oleh teman dan lingkungannya sebagai anak yang bodoh.
Orang tua biasanya malu memiliki anak demikian dan para guru di sekolah umum juga kurang paham tentang anak tuna grahita ini sehingga para guru memaksakan memberikan pelajaran sesuai target kurikulum yang telah ditentukan.
Sekarang para orang tua sebaiknya tidak perlu malu memiliki anak tuna grahita karena sekarang sudah ada sekolah yang menampung anak demikian yaitu sekolah luar biasa bagian C. Sebaiknya para guru bila memiliki anak didik yang terbelakang dari anak-anak normal lainnya, misalnya anak tidak bisa membaca sampai kelas III/IV atau terlambat sekali dalam berhitung dan pelajaran akademik lainnya tolong kordinasikan dengan orang tua agar mau merujuk anaknya ke sekolah luar biasa bagian C. Karena bila guru maupun orang tua memaksakan anak mengikuti pendidikan di sekolah umum maka pendidikan pada anak tidak akan berhasil, bila dipaksa anak biasanya akan menarik diri dari pergaulan yang lama kelamaan menyebabkan anak malas masuk sekolah. Untuk menghindari hal itu mengapa tidak menyekolahkan anak di sekolah luar baisa bagian C saja, karena akan sesuai dengan kemampuan anak.
Di bawah ini penulis akan menyajikan sekelumit asas pengajaran yang selama ini telah diterapkan di sekolah luar biasa bagian C yaitu:
Asas keperagaan
 Karena anak tuna grahita sangat lambat daya tangkapnya maka penggunaan alat bantu mengajar sangat bermanfaat. Manfaat penggunaan alat peraga bagi anak tuna grahita yaitu untuk menarik minat anak untuk belajar agar anak tidak cepat bosan karena anak tuna grahita cepat sekali bosan dalam menerima pelajaran, mencegah verbalisme yaitu anak hanya tahu kata-kata tanpa mengerti maksudnya anak tuna grahita sering menirukan apa yang didengar atau dikatakan oleh temannya padahal mereka tidak tahu maksud yang dikatakan tersebut, dengan alat peraga pengalaman anak akan diberikan secara baik yaitu dari yang paling kongkret menuju ke hal yang kongkret akhirnya ke hal-hal yang abstrak, anak akan mendapat pengertian yang mendalam. Untuk anak tuna grahita penggunaan alat peraga ini lebih banyak karena berguna membantu proses berpikir anak, meskipun pengertian materi-materi tersebut sangat sederhana.
Asas Kehidupan Kongkret
 Di dalam penerapan asas ini anak diperlihatkan dengan benda atau dengan situasi yang sesungguhnya, kemudian dijelaskan pula penggunaan atau kenyataan yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari.
 Suatu contoh anak diajak ke pasar, dikenalkan alat-alat atau kebutuhan makanan sehari-hari. Misal: panci, sendok, piring, garpu dan lain-lain beserta penggunaan atau bahan makan misal beras, sayuran, gula, dan sebagainya. Atau contoh lain anak dikenalkan alat-alat yang dipergunakan untuk membersihkan gigi, dijelaskan bagaimana cara menggunakan sekaligus diberi pengertian dengan menggosok gigi secara rutin dapat terjaga kesehatan giginya.
Asam Sosialisasi
 Bersosialisasi penting sekali bagi anak tuna grahita. anak tuna grahita harus belajar mewujudkan dirinya sendiri dan diharapkan anak merasa bahwa dirinya punya pribadi yang ada persamaan dan perbedaan dengan pribadi yang lain. Dengan penerapan asas ini diharapkan anak terbelakang dapat menemukan tempat tertentu dalam masyarakat yang sesuai dengan kemampuannya dan dapat mengembangkan tingkah laku yang sesuai serta dapat diterima dalam masyarakat.
Asas Skala Perkembangan Mental
 Mengingat bahwa anak tuna grahita mempunyai keterbelakangan dalam kemampuan berpikir, akibatnya ada anak yang mempunyai umur kalender lebih banyak, sedang umur mentalnya dibawah umur kalendernya. Oleh sebab itu dalam pengajaran diterapkan asas skala perkembangan mental. Asas ini berhubungan dengan penempatan anak di dalam kelas-kelas. Pengajaran akan berhasil apabila di dalam suatu kelas perkembangan mental anak sama atau hampir sama, sehingga memudahkan dalam memberikan materi pelajaran. Meskipun demikian dalam menyampaikan pelajaran guru harus menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak.
Asas Individual
 Maksud asas individual yaitu pemberian bantuan atau bimbingan kepada seseorang sesuai dengan kemampuannya agar dapat belajar dengan baik. Asas ini penting sekali bagi anak tuna grahita dikarenakan kemampuannya yang terbatas sehingga menghambat perkembangan kepribadian.
 Oleh karena itulah perlu pengajaran individual. Karena selain kemampuan yang terbatas, anak tuna grahita cenderung terganggu emosinya/ emosi tidak stabil dimana hal ini merupakan penghambat, maka perlu pengajaran individual guna mencari sebab dan cara mengurangi gangguan tersebut.
Demikianlah asas pengajaran yang diterapkan di sekolah luar biasa bagian C. Apakah orangtua yang memiliki anak tuna grahita masih ragu atau malu untuk menyekolahkan anak mereka ke sekolah luar biasa bagian C. Kalau masih ragu atau malu tolong hilangkan keraguan dan rasa malu itu karena itu akan merugikan anak yang kita cintai dan hal itu akan menghambat perkembangan potensi yang dimiliki anak.



dikutip dari :

PENYEBAB TUNAGRAHITA

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi tunagrahita. Para ahli dari berbagai ilmu telah berusaha membagi faktor-faktor penyebab ini diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Faktor keturunan
Adanya kelainan kromosom baik autosom (mempunyai kromosom 3 ekor pada kromosom nomor 21 sehingga anak mengalami Langdon Down’s S yndrome dan pada trisomi kromosom nomor 15 anak akan menderita Patau’s Syndrome dengan cicri-ciri berkepala kecil, mata kecil, berkuping aneh, sumbing, dan kantung empedu yang besar . Adanya kegagalan meiosis sehingga menimbulkan duplikasi dan translokasi) maupun kelainan pada gonosom (gonosom yang seharusnya XY, karena kegagalan menjadi XXY atau XXXY. Ciri yang menonjol adalah nampak laki-laki dan tunagrahita. Setelah mencapai masa puber tubuhnya menjadi panjang, gayanya mirip wanita, berpayudara besar).

b. Gangguan metabolisme dan Gizi
Metabolisme dan gizi merupakan hal yang penting bagi perkembangan individu terutama perkembangan sel-sel otak. Beberapa kelainan yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme dan kekurangan gizi diantaranya adalah sebagai berikut:

• Phenylketonuria
Salah satu akibat gangguan metabolisme asam amino juga kelainan gerakan enzym phenylalanine hydroxide. Gejala umum yang nampak adalah tunagrahita, kekurangan pigmen, microcephaly, serta kelainan tingkah laku.
• Cretinisme
Disebabkan oleh keadaan hypohyroidism kronik yang terjadi selama masa janin atau segera setelah melahirkan. Berat ringan kelainan tergantung pada tingkat kekurangan thyroxin. Gejala utama yang tampak adalah adanya ketidaknormalan fisik yang khas dan ketunagrahitaan dan awal gejalanya dengan kurangnya nafsu makan, anak menjadi sangat pendiam, jarang tersenyum dan tidur yang berlebihan.

c. Infeksi dan keracunan
Adanya infeksi dan keracunan terjangkitnya penyakit-penyakit selama janin masih berada dalam kandungan ibunya yang menyebabkan anak lahir menjadi tunagrahita.

• Rubella
Penyakit ini menjangkiti ibu pada dua belas minggu pertama kehamilan. Selain tunagrahita, ketidaknormalan yang disebabkan penyakit ini adalah kelainan pendengaran, penyakit jantung bawaan, berat badan yang sangat rendah pada waktu lahir dan lain-lain.
• Syphilis bawaan
Kondisi bayi yang terkena Syphilis adalah kesulitan pendengaran, hidungnya tampak seperti hidung kuda.
• Syndrome Gravidity Beracun
Ketunagrahitaan yang timbul dari Syndrome Gravidity Beracun terjadi pada sebagian bayi yang lahir prematur, kerusakan janin yang disebabkan oleh zat beracun, dan berkurangnya aliran darah pada rahim dan plasenta

d. Trauma dan zat radioaktif
Trauma otak yang terjadi dikepala dapat menimbulkan pendarahan intracranial terjadinya kecacatan pada otak. Ini biasanya disebabkan karena kelahiran yang sulit sehingga memerlukan alat bantu (tang). Selain itu penyinaran atau radiasi sinar X selama bayi dalam kandungan mengakibatkan cacat mental microcephaly.

e. Masalah pada kelahiran
Adanya kelahiran yang disertai hypoxia (kejang dan nafas pendek) dipastikan bahwa bayi yang akan dilahirkan menderita kerusakan otak.

f. Faktor lingkungan
Latar belakang pendidikan orang tua sering juga dihubngkan dengan masalah-masalah perkembangan. Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan dini serta kurangnya pengetahuan dalam memberikan rangsang-rangsang positif dalam masa perkembangan anak dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya gangguan atau hambatan dalam perkembangan anak. Kurangnya kontak pribadi dangan anak, misalnya dengan tidak mengajaknya berbicara, tersenyum, bermain yang mengakibatkan timbulnya sikap tegang, dingin dan menutup diri. Kondisi demikian akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak baik fisik maupun mental intelektualnya.



dikutip dari : http://annesdecha.blogspot.com/2010/03/penyebab-tunagrahita.html

KARAKTERISTIK ANAK TUNAGRAHITA

Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan diatas, maka anak tunagrahita memiliki karakteristik tersendiri pada segi tingkah laku, emosi dan sosialnya, cara belajarnya dan kesehatan pada fisikya. Untuk karakteristik tersebut, setiap anak tunagrahita memiliki karakteristik yang berada sesuai dengan tingkat kekurangannya. Secara umum karakteristik tersebut dapat digeneralkan ke dalam :

1. Segi Intelektualnya

• anak tunagrahita mampu mengetahui atau menyadari situasi, benda-benda dan orang disekitarnya, namun mereka tidak mampu memahami keberadaan dirinya. Hal tersebut disebabkan oleh faktor bahasa yang manjaadi hambatan, dikarenakan mereka pada umunya sulit untuk mengatakan atau menyampaikan kata yang sesuai dengan keadaan yang diinginkannya.
• Mereka berkesulitan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, tidak mampu membuat suatu rencana bagi dirinya, dan anak tersebut pun sulit untuk memilih alternatif pilihan yang berbeda.
• Mereka sulit sekali untuk menuliskan simbol-angka, sehingga secara umum mereka memiliki ksulitan dalam bidang membaca, menulis dan berhitung.
• Kemampuan belajar anak tunagrahita terbatas. Mereka mengalami kesulitan yang berarti dalam pengetahuan yang bersifat konsep dan dalam menempatkan dirinya dengan keadaan situasi lingkungannya.





2. Segi Tingkah Laku (Perilaku Adaptif)

• Perkembangan anak tunagrahita lamban. sulit mempelajari sikap tertentu, bahkan sulit melakukan pekerjaan yang ditugaskan walaupun tugas tersebut bagi orang normal sangat sederhana.
• Faktor kognitif merupakan hal yang sulit bagi anak tersebut, khususnya yang berkenaan dengan perhatian dengan atau konsentrasi, ingatan, berbicara dengan bahasa yang benar, dan dalam kemampuan akademiknya.
• Anak tunagrahita seringkali merasakan ketidakmampuan dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang diberikan padanya, karena seringnya melakukan kesalahan-kesalahan pada saat melakukannya.
• Mereka pada umunya kurang percaya diri dan seringkali menggantungkan bimbingan atau bantuan orang lain, atau dengan kata lain rasa kemampuan dirinya kurang. Mereka juga seringkali sulit dalam memilih lingkungan pergaulan yang baik, sehingga mudah terjerumus pada hal-hal yang bersifat negatif.

Jadi dari karakteristik diatas, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita itu memiliki kekurangan di dalam :

• Melakukan koordinasi gerak dan sensorinya,
• Rendahnya rasa toleransi,
• Kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang bersifat akademik,
• Memusakan perhatian,
• Kesulitan dalam bahasa,
• Kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan dan melakukan pekerjaan


dikutip dari : http://annesdecha.blogspot.com/2010/03/karakteristik-anak-tunagrahita.html

Pengertian Tunagrahita

Tunagrahita termasuk dalam golongan anak berkebutuhan khusus (ABK). Pendidikan secara khusus untuk penyandang tunagrahita lebih dikenal dengan sebutan sekolah luar biasa (SLB). Pengertian tunagahita pun bermacam-macam.

Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Istilah lain untuk tunagrahita ialah sebutan untuk anak dengan hendaya atau penurunan kemampuan ayau berkurangnya kemampuan dalam segi kekuatan, nilai, kualitas, dan kuantitas.

Pengertian lain mengenai tunagrahita ialah cacat ganda. Seseorang yang mempunyai kelainan mental, atau tingkah laku akibat kecerdasan yang terganggu. Istilah cacat ganda yang digunakan karena adanya cacat mental yang dibarengi dengan cacat fisik. Misalnya cacat intelegensi yang mereka alami disertai dengan keterbelakangan penglihatan (cacat mata). Ada juga yang disertai dengan gangguan pendengaran.

Namun, tidak semua anak tunagrahita memiliki cacat fisik. Contohnya pada tunagrahita ringan. Masalah tunagrahita ringan lebih banyak pada kemampuan daya tangkap yang kurang. Secara global pengertian tunagrahita ialah anak berkebutuhan khusus yang memiliki keterbelakangan dalam intelegensi, fisik, emosional, dan sosial yang membutuhkan perlakuan khusus supaya dapat berkembang pada kemampuan yang maksimal.


dikutip dari : http://tunagrahita.com/2011/04/pengertian-tunagrahita/

Minggu, 18 November 2012

Cerebral Palsy


A.   Pengertian Cerebal Palsy
Cerebral palsy (CP) adalah kelainan fungsi motorik (sebagai lawan dari fungsi mental) dan nada postural yang diperoleh pada usia dini, bahkan sebelum kelahiran. Kelainan ini terdapat pada sistem motor yang merupakan hasil dari luka otak yang nonprogressive. Sistem motor tubuh menyediakan kemampuan untuk bergerak dan mengontrol gerakan. Sebuah luka otak adalah kelainan struktur atau fungsi otak. "Nonprogressive" berarti bahwa luka tidak menghasilkan degenerasi berlangsung dari otak.
Cerebral palsy mempengaruhi sekitar satu hingga tiga dari setiap seribu anak lahir. Namun, jauh lebih tinggi pada bayi yang lahir dengan berat badan sangat rendah dan pada bayi prematur.
Clark (1964) mengemukakan, yang dimaksud dengan cerebral palsy ialah suatu keadaan kerusakan jaringan otak pada pusat motorik atau jaringan penghubungnya, yang kekal dan tidak progresif, yang terjadi pada masa prenatal, saat persalinan atau sebelum susunan saraf pusat menjadi cukup matur, ditandai dengan adanya paralisis, paresis, gangguan kordinasi atau kelainan-kelainan fungsi motorik. Pada tahun 1964 World Commission on Cerebral Palsy mengemukakan definisi cerebral palsy adalah suatu kelainan dari fungsi gerak dan sikap tubuh yang disebabkan karena adanya kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya. Sedangkan Gilroy dkk (1975) mendefinisikan cerebral palsy sebagai suatu sindroma kelainan dalam cerebral control terhadap fungsi motorik sebagai akibat dari gangguan perkembangan atau kerusakan pusat motorik atau jaringan penghubungnya dalam susunan saraf pusat.
  


B.   Penyebab Terjadinya Cerebal Palsy
Kelahiran prematur merupakan faktor risiko untuk cerebral palsy. Otak prematur berada pada risiko tinggi perdarahan, dan ketika cukup parah, dapat mengakibatkan cerebral palsy. Anak-anak yang lahir prematur juga dapat mengembangkan gangguan pernapasan yang serius karena paru-paru belum matang dan kurang berkembang. Hal ini dapat mengakibatkan periode penurunan oksigen dikirim ke otak yang mungkin mengakibatkan cerebral palsy.
Penyebab penting lainnya dari cerebral palsy adalah kecelakaan perkembangan otak, kelainan genetik, stroke akibat pembuluh darah abnormal atau bekuan darah, atau infeksi otak.Meskipun secara luas diyakini bahwa penyebab paling umum dari cerebral palsy adalah kurangnya oksigen ke otak selama persalinan (asfiksia lahir), sebenarnya merupakan penyebab yang sangat jarang dari cerebral palsy. Ketika cerebral palsy adalah hasil dari asfiksia lahir, bayi hampir selalu menderita ensefalopati neonatal berat dengan gejala selama beberapa hari pertama kehidupan. Gejala ini meliputi:
·         Kejang;
·         Lekas marah;
·         Jitteriness;
·         Makan dan masalah pernapasan;
·         lesu, dan koma tergantung pada keparahan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kecelakaan kandungan selama pengiriman sangat sulit dapat menyebabkan kerusakan otak dan mengakibatkan cerebral palsy. Sebaliknya, sangat mungkin bahwa gejala cerebral palsy akan berkembang setelah beberapa tahun usia akibat komplikasi obstetri.
Pelecehan anak selama masa bayi dapat menyebabkan kerusakan otak yang signifikan yang pada kenyataannya dapat menyebabkan cerebral palsy. Penyalahgunaan ini sering menimbulkan pengaruh yang besar dari orang tua atau pengasuh frustrasi, yang dapat menyebabkan pendarahan di dalam atau di luar otak. Terlebih lagi, banyak anak dengan kelainan perkembangan beresiko untuk disalahgunakan. Dengan demikian, seorang anak dengan cerebral palsy dapat dilakukan secara signifikan lebih buruk atau bahkan dibunuh oleh satu insiden pelecehan.
Meskipun terdapat berbagai macam penyebab cerebral palsy, namun lebih banyak kasus yang terjadi tanpa penyebab yang dapat dipastikan. Namun, kemampuan ditingkatkan untuk melihat struktur otak dengan magnetic resonance imaging (MRI) dan CT scan serta kemampuan diagnostik ditingkatkan untuk gangguan genetik telah membuat jumlah kasus tersebut jauh lebih rendah.

C.   Gejala dan Tanda-tanda Cerebal Palsy
Gejala-gejala dan tanda-tanda utama dari cerebral palsy berkaitan dengan kesulitan motorik, yang merupakan konsekuensi dari kerusakan otak. Perpanjangan dan keparahan lesi otak merupakan faktor utama dalam besarnya defisit motorik. Banyak dari gejala yang diamati pada anak-anak berhubungan dengan masalah utama yang terganggu fungsi motorik.
Sebagai contoh, perkembangan keterlambatan motorik, gangguan koordinasi motorik halus dan kasar yang buruk, gangguan menelan, atau keterlambatan bicara adalah semua hasil dari gangguan motorik dasar.

D.   Jenis dan ciri-ciri Cerebal Palsy
1.      Berdasarkan gejala dan tanda neurologis cerebral palsy dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a.       Cerebral Palsy Spastic
     Cerebral palsy Spastic mengacu pada suatu kondisi di mana otot meningkat, menyebabkan postur kaku di satu atau lebih ekstremitas (lengan atau kaki). Kekakuan ini dapat diatasi dengan kekuatan tertentu. Spastisitas mengarah ke pembatasan penggunaan ekstremitas yang terlibat, sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengkoordinasikan gerakan. Seringkali kekejangan terjadi pada satu sisi tubuh (hemiparesis), tetapi juga dapat mempengaruhi empat anggota badan (quadriparesis) atau menjadi terbatas pada kedua kaki (diplegia spastik). Ketika kondisi terjadi pada kedua kaki, individu sering memiliki postur scissoring, di mana kaki yang diperpanjang (diluruskan) dan menyeberang.
Ciri-cirinya:
Ø  Otot-otot berkontraksi
Ø  Tangan bengkok kearah tubuh

b.      Cerebral Palsy dyskinetic
     Bentuk dyskinetic cerebral palsy fitur dominan adalah adanya gerakan abnormal paksa di lengan, kaki, wajah, dan batang.
Ciri-ciri :
Ø   Otot lengan,tungkai dan badan secara spontan bergerak perlahan, menggeliat dan tak terkendali;
Ø  Bisa juga timbul gerakan yang kasar dan mengejang.
Ø  Luapan emosi menyebabkan keadaan semakin memburuk
Ø  Gerakan akan menghilang jika anak tidur 

c.       Cerebral Palsy Ataxic
     Ataxic CP adalah suatu bentuk yang jarang dari CP mempengaruhi 4% sampai 5% dari anak-anak dengan CP. Ini adalah bentuk dyskinetic CP, yaitu, gerakan abnormal yang hadir. Pada anak-anak ada kerugian ditandai koordinasi otot teratur sehingga gerakan yang dilakukan dengan kekuatan yang abnormal, irama, dan akurasi.
          Ciri-cirinya:
Ø  Mengalami gangguan dalam keseimbangan badan dan gerak
Ø  Kehilangan rasa gerak pada jari-jari tangan
Ø  Gerak mata tidak terkontrol


d.      Cerebral Palsy Dystonic
     Dystonic CP ditandai dengan dominasi gerakan lambat dengan kekakuan otot dan postur yang abnormal persisten yang bersantai setelah detik atau menit. Frekuensi gerakan-gerakan tak terkendali abnormal kurang dari dalam choreoathetotic dari. Biasanya otot meningkat.
            Ciri-cirinya:
Ø  Penderita yang mengalami distonik dapat mengalami misdiagnosis.
Ø  Gerakan distonia tidak seperti kondisi yang ditunjukkan oleh distonia lainnya.
Ø  Umumnya menyerang otot kaki dan lengan sebelah proximal.
Ø  Gerakan yang dihasilkan lambat dan berulang–ulang, terutama pada leher dan kepala.

e.       Cerebral Palsy Choreoathetoid
     Cerebal Palsy Choreoathetoid (kadang-kadang disebut sebagai athetoid) cerebral palsy dikaitkan dengan abnormal, tak terkendali, gerakan menggeliat dari lengan dan / atau kaki. Cerebral Palsy Choreoathetoid berbeda dengan cerebral palsy kejang. Gerakan abnormal diaktifkan oleh stres, maupun oleh reaksi emosional normal seperti tertawa. Setiap usaha untuk melakukan gerakan sukarela, misalnya memperpanjang lengan dalam upaya untuk mencapai obyek mungkin mengakibatkan gerakan tak terkendali banyak di lengan, kaki, batang, dan bahkan wajah. Ada berbagai jenis gerakan abnormal. Dua yang paling umum adalah gangguan gerakan choreoathetotic dengan cepat, tidak teratur, kontraksi tak terduga dari kelompok otot individu atau kecil dan distonia dengan postur, gigih tapi tidak permanen abnormal dari beberapa bagian tubuh (lengan, kaki, trunk) karena kontraksi otot yang abnormal. Gangguan dystonic juga mempengaruhi otot-otot untuk ekspresi wajah, menelan, deglutition, dan pidato, mengakibatkan kekurangan fungsional parah.
     Gerakan-gerakan ini bisa sangat melemahkan dan sangat membatasi kemampuan anak untuk melakukan tugas motorik banyak. Selain itu, gerakan yang mirip dengan latihan konstan, sehingga menyebabkan anak terkena untuk memetabolisme sejumlah besar kalori. Cerebral palsy Choreoathetoid sering dikaitkan dengan kerusakan struktur otak khusus yang terlibat dalam pengendalian gerakan. Seperti cerebral palsy kejang, tingkat keparahan gejala sering bervariasi, dari ringan sampai parah.
            Ciri-cirinya :
Ø  memiliki otot variabel sering dengan otot menurun (hypotonia)

f.       Cerebral Palsy Hipotonik
     Pada awal masa bayi, hypotonia dapat dengan mudah dilihat oleh ketidakmampuan bayi untuk mendapatkan kendali kepala ketika ditarik oleh lengan ke posisi duduk. Anak-anak dengan hypotonia berat mungkin memiliki kesulitan yang lebih dari semua anak-anak dengan cerebral palsy dalam mencapai tonggak keterampilan motorik dan perkembangan kognitif normal.
     Cerebral palsy hipotonik seringkali diakibatkan dari kerusakan otak yang parah atau malformasi. Hal ini diyakini bahwa cerebral palsy hipotonik adalah hasil dari cedera atau malformasi pada tahap perkembangan awal otak  yang menyebabkan cerebral palsy spastik atau choreoathetoid.

g.      Cerebral Palsy Campuran
Artinya pada anak cerebral palsy menderita dua atau lebih kelainan. Misalnya spastic dan athetosis, atau tremor, spastic, dan athetosis. Kecacatan tersebut tergantung pada kerusakan yang terjadi pada otak. Letak kerusakan jenis ini di daerah pyramidal dan extrapyramidal. Apabila kerusakan terjadi pada pyramidal, kelainannya berbentuk spastic. Apabila terjadi di extrapyramidal kelainannya berbentuk athetosis, rigid, dan hipotonia. Tipe campuran ini kerusakannya terletak pada daerah pyramidal dan extrapyramidal dan bentuk kelainannya berupa spastic di kaki dan rigid di tangan.
           
2.      Berdasarkan perkiraan tingkat keparahan dan kemampuan penderita untuk melakukan aktifitas normal, yaitu :
a.       Level 1 (ringan)
Anak dapat berjalan tanpa pembatasan/tanpa alat bantu, tidak memerlukan pengawasan orangtua, cara berjalan cukup stabil, dapat bersekolah biasa, aktifitas kehidupan sehari–hari 100 % dapat dilakukan sendiri.
b.      Level 2 (sedang)
Anak berjalan dengan atau tanpa alat bantu, alat untuk ambulasi ialah brace, tripod atau tongkat ketiak. Kaki / tungkai masih dapat berfungsi sebagai pengontrol gaya berat badan. Sebagian besar aktifitas kehidupan sehari–hari dapat dilakukan sendiri dan dapat bersekolah.
c.       Level 3 (berat)
Mampu untuk makan dan minum sendiri, dapat duduk, merangkak atau mengesot, dapat bergaul dengan teman–temannya sebaya dan aktif. Pengertian kejiwaan dan rasa keindahan masih ada, aktifitas kehidupan sehari–hari perlu bantuan, tetapi masih dapat bersekolah. Alat ambulasi yang tepat ialah kursi roda.
d.      Level 4 (berat sekali)
Tidak ada kemampuan untuk menggerakkan tangan atau kaki, kebutuhan hidup yang vital (makan dan minum) tergantung pada orang lain. Tidak dapat berkomunikasi, tidak dapat ambulasi, kontak kejiwaan dan rasa keindahan tidak ada.

E.   Cara Pengobatan Bagi Anak Yang Manderita Cerebal Palsy
Tidak ada obat untuk Cerebral Palsy (CP), tetapi berbagai bentuk terapi dapat membantu orang dengan gangguan fungsi dan hidup lebih efektif. Secara umum, pengobatan lebih dini, mulai usia anak-anak, memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mengatasi cacat perkembangan atau belajar cara-cara baru untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menantang bagi mereka. Intervensi terbukti paling awal terjadi selama pemulihan bayi di unit perawatan intensif neonatal.
Pengobatan mungkin termasuk satu atau lebih hal berikut: terapi fisik, terapi okupasi, terapi wicara, obat untuk mengendalikan kejang, mengurangi rasa sakit, atau bersantai kejang otot (misalnya benzodiazepienes, baclofen dan baclofen fenol / intratekal); oksigen hiperbarik, penggunaan Botox untuk mengendurkan otot kontrak; operasi untuk memperbaiki kelainan anatomi atau melepaskan otot-otot tegang, kawat gigi, dan perangkat orthotic lainnya; pejalan bergulir, dan alat bantu komunikasi seperti komputer dengan synthesizer suara terpasang. Sebagai contoh, penggunaan frame berdiri dapat membantu mengurangi kelenturan dan meningkatkan jangkauan gerak bagi penderita CP yang menggunakan kursi roda. Namun demikian, hanya ada beberapa keuntungan dari terapi.
Pengobatan biasanya gejala dan berfokus pada membantu orang untuk mengembangkan keterampilan motorik sebanyak mungkin atau untuk belajar bagaimana untuk mengkompensasi kekurangan mereka.
Berikut uraian tentang usaha-usaha/ terapi-terapi yang dapat membantu penderita cerebral palsy :

a.      Dukungan Gizi
           Dalam satu penelitian kohort, 490 bayi prematur keluar dari NICU (Neonatology Intensive Care Unit) laju pertumbuhan selama tinggal di rumah sakit itu terkait dengan fungsi neurologis pada usia 18 dan 22 bulan. Studi ini menemukan penurunan signifikan pada kejadian cerebral palsy pada kelompok bayi prematur dengan kecepatan pertumbuhan tertinggi. Studi ini menunjukkan bahwa gizi yang cukup dan pertumbuhan memainkan peran protektif dalam pengembangan cerebral palsy.
b.      Terapi Fisik
           Program yang dirancang untuk mendorong pasien untuk membangun basis kekuatan untuk meningkatkan kiprah dan gerakan kehendak, bersama-sama dengan peregangan program untuk membatasi kontraktur. Banyak ahli percaya bahwa seumur hidup terapi fisik sangat penting untuk menjaga otot, struktur tulang, dan mencegah dislokasi sendi.
c.       Terapi Okupasi 
Terapi okupasi membantu orang dewasa dan anak-anak memaksimalkan fungsi mereka, beradaptasi dengan keterbatasan mereka dan hidup sebagai mandiri mungkin.
d.      Terapi Wicara
Terapi wicara membantu mengendalikan otot-otot mulut dan rahang, dan membantu meningkatkan komunikasi. Sama seperti cerebral palsy dapat mempengaruhi cara seseorang bergerak lengan dan kaki, juga dapat mempengaruhi cara mereka bergerak mulut mereka, wajah dan kepala. Hal ini dapat membuat sulit bagi orang untuk bernapas, berbicara jelas, dan menggigit, mengunyah dan menelan makanan. Terapi wicara sering dimulai sebelum anak mulai sekolah dan berlanjut sepanjang tahun sekolah.
e.       Terapi Oksigen Hiperbarik / Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) 
Di mana oksigen bertekanan dihirup di dalam ruang hiperbarik, telah digunakan untuk mengobati cerebral palsy di bawah teori bahwa meningkatkan ketersediaan oksigen ke sel-sel otak yang rusak dapat mengaktifkan beberapa dari mereka untuk berfungsi secara normal. Penggunaannya untuk mengobati cerebral palsy adalah Kontroversial. Peninjauan Sistematik 2007 menyimpulkan bahwa efek dari HBOT pada cerebral palsy tidak signifikan berbeda dari ruang udara bertekanan, dan bahwa beberapa anak mengalami HBOT akan mengalami efek samping seperti kejang dan kebutuhan untuk tabung perimbangan telinga tekanan; karena buruknya kualitas data penilaian meninjau juga menyimpulkan bahwa perkiraan prevalensi kejadian buruk tidak pasti.